Sabtu, 19 November 2011

Relasi Nilai-Nilai Pancasila dan Agama


Relasi Nilai-Nilai Pancasila dan Agama
Oleh: Edi Sugianto*
Mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa plural (majemuk), yang ditandai adanya beragam suku bangsa, agama, budaya atau adat-istiadat. Maka pada Tanggal 1 Juni 1945 para tokoh nasional Indonesia berkumpul dan kemudian merumuskan sebuah ideologi penengah, yaitu ideologi pancasila (lima dasar negara). Dan kemudian, pada tanggal 17 Agustus pancasila resmi diproklamirkan menjadi idelogi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dan alat pemersatu bangsa, menjanjikan, mengajarkan dan menuntun warganya, agar menjadi warga Negara yang baik dan menjadikan pancasila sebagai “the way of life” atau jalan dan pandangan hidup.
Pancasila, disamping memiliki fungsi dan peranan sebagai dasar dan pedoman hidup (falsafah hidup), pancasila juga merupakan sumber hukum yang ada di Negara Indonesia. Semua itu bukan tanpa alasan, artinya dicetuskannya ideologi pancasila memiliki konsekwensi logis yang positif, untuk mempersatukan segenap komponen bangsa dan untuk mencapai tujuan bersama demi kesejahteraan dan kemaslahatan. 
 Mungkin kita tidak asing mendengar pernyataan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Pernyataan itu lahir dari kesadaran kemanusian dan manusia sebagai makluk yang religius (beragama atau bertuhan). Agar seenantiasa menjalin persatuan sebagai makhluk sosial, yang saling membutuhkan dan berketergantungan.
Ideologi pancasila sebagai norma dan nilai bagi masyarakat Indonesia sangat erat hubungannya, dengan manusia sebagai makhluk yang beragama. Bahkan, hemat penulis ideologi pancasila merupakan satu kesatuan, artinya nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila semua itu memang telah ada dalam agama sejak dahulu. Dan semua agama memiliki nilai-nilai yang sama, semuanya terangkum dan terintegral dalam ideologi pancasila. Sungguh anugerah yang sangat besar telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia. Dengan pancasila semuanya bersatu dan saling mengisi dan menghiasi dengan warna-warni indahnya perbedaan. Taman bunga tidak akan indah dilihat oleh mata, jika hanya dihiasi dengan satu macam bunga, namun jika ada sebuah taman dihiasi dengan aneka macam bunga, maka kupu-kupu dan kumbang-kumbang akan senang menghampirinya. Itulah gambaran kodrat Tuhan, kita diciptakan beranika ragam suku bangsa, agama, budaya, namun dalam satu tujuan mencapai kebahagian, meskipun cara atau jalannya berbeda-beda.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila memiliki integritas dengan nilai dan norma agama:
Sila pertama: ketuhanan Yang Maha Esa. Memiliki nilai-nilai religius, yaitu keyakinan yang kaut yang mengakui adanya Tuhan YME, esa sifatnya, maha sempurna, kasih adil dan bijaksana. Ketakwaan menjalankan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya dengan penuh kesadaran. Bakankah semua agama juga selalu mengajarkan pemeluknya agar selalu menguatkan dan memperbaharui keimanan atau keyakinan kepada Tuhannya. Disamping pemeluk agama harus beriman, mereka juga harus mengaplikaikan dengan prilaku mereka sehari-hari, menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya itulah takwa.
Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab, memiliki nilai kemanusian, yaitu pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan berprilaku adil dalam berbuat. Bukankah agama juga mengajarkan bagaimana berhubungan dengan sesama (hubungan horizontal), selain mengajarkan berhubungan secara vertical kepada Tuhan.
Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Artinya segenap komponen bangsa selalu harus satu persepsi, bahwa mereka hidup dalam kemajemukan untuk saling mengisi bukan untuk saling menikam. Itulah makna “Bhinika Tunggal Ika”. Bukankah agama juga selalu mengajarkan kita untuk selalu bersatu dalam segala hal, karena Tuhan menciptakan manusia secara fitrah dari sari patih yang satu.   
Sila keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Seluruh masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dalam hak dan kewajiban. Dan harus selalu menjadiakan musyawarah sebagai solusi untuk memecahkan segala permasalahan. Sama halnya dengan ideologi pancasila. Agama juga mengajarkan untuk berprilaku bijak dalam segala hal. Dan menjadikan musyawarah sebagai wadah untuk menyatukan persepsi.          
Sila kelima: keadilan sosial bagi selurah Rakyat Indonesia. Ideologi pancasila menjanjikan untuk mewujudkan keadilan sosial tanpa diskriminasi. Baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan nasional. Cita-cita masyarakat adil dan makmur secara merata mamang cita-cita bangsa yang sejak dahulu. Dan juga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak orang lain. Berprilaku adil terhadap sesama, memang telah diajarkan Tuhan Yang Maha Esa sejak dahulu sebelum pancasila menjadi ideologi bangsa ini,              
Hemat penulis, nilai-nilai ideologi pancasila diatas, semuanya terdapat dalam semua ajaran agama. Karena sejatinya, ideologi pancasila merupakan sari patih nilai-nilai agama yang disederhanakan untuk menjadi pemersatu seluruh komponen bangsa. Jadi agama sebagai the way of life dan blessing for all creation bukanlah omong kosong belaka.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar