Sabtu, 19 November 2011

Pemuda Indonesia di Belenggu Asing


Pemuda Indonesia di Belenggu Asing
Oleh: Edi Sugianto*
Bangsa Indonesia memang secara fisik telah merdeka enam puluh enam tahun yang lalu.  Namun, apakah bangsa ini telah merdeka dari penjajahan yang sesungguhnya (non-fisik). Merdeka dari penjajahan budaya, politik dan ekonomi dari luar, terutama dari budaya barat?.
Kalau mendengar kata “barat”, yang akan terdetik pertama kali dalam benak kita adalah “liberalisme” atau sistem kebebasannya yang sangat membudaya. Pemerintahannya yang sarat dan kental dengan sistem sekularisme yang dianutnya, dan Demokrasi liberal adalah agama kedua bagi rakyatnya dan bangsanya.
Memang tidak semua sistem barat “western” buruk bagi bangsa Indonesia. Namun jika pemuda generasi bangsa ini tidak mampu memfilternya dengan baik dan penuh kehati-hatian, maka konsekuensinya akan terjadi perubahan dan pergeseran nilai dalam kehidupan pemuda generasi bangsa Indonesia. Kemudian akhirnya bangsa ini akan kehilangan jati diri dan identitas kebangsaannya (bangsa ketimuran). Hal itu juga akan mengikis dan menghilangkan nilai-nilai agama dan nasionalisme yang telah mengakar dalam diri pemuda generasinya.
Negara-negara barat melancarkan serangannya dengan merusak nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan bangsa Indonesia, hal ini bukan sekedar wacana dan opini spekulatif. Hal tersebut benar-benar terjadi dan nyaris sepenuhnya sukses dilakukan oleh bangsa barat. Dengan merusak nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan terlebih dahulu, maka mereka akan mudah masuk dan mempengaruhi sistem politik, ekonomi, meliter bangsa ini. Sehingga perubahan nilai dan norma pun terjadi dan dianut bangsa ini. Seperti halnya sistem ekonomi kapitalis yang mulai menjajah dan menjamuri sistem ekonomi kerakyatan kita Indonesia. Apakah pemuda sebagai generasi bangsa ini akan tinggal diam melihat hal itu?, melihat bangsanya dijajah habis-habisan dengan perlahan-lahan tapi pasti. Yang lebih bahaya  dan menghawatirkan lagi, penjajahan itu tidak tampak di hadapan generasi bangsa Indonesia. Sebab perjajahan yang datang adalah penjajahan non-fisik (abstrak), yang beda dengan apa yang dilakukan Belanda dan Jepang sebelum kemerdekaan. Itulah hegemone nyata yang lagi menimpa bangsa ini.       
Imperalisme budaya memang jalan paling ampuh untuk melancarkan serangan selanjutnya terhadap imperalisme politik, ekonomi dan lain-lainnya. Itulah yang dilakukan barat sampai saat sekarang ini. Modernisasi dan globalisasi adalah media yang dilakukan oleh mereka. Kita boleh saja berkecimpung dalam modernisasi dan globalisasi. Karena tidak boleh tidak, kita bagian darinya. Namun ingat di era tersebut, kita harus membekali diri kita sebaik mungkin agar mampu memfilternya, sihingga tidaklah silau dan larut dengan dampak negatifnya. Tidak dipungkiri di era-globalisasi akan terjadi perbauran nilai yang dahsyat, sehingga mengakibatkan pergeseran nilai dari yang baik menjadi buruk. Maka untuk memperkebal keagamaan dan kebudayaan bangsa Indonesia demi nasionalisme, maka pemuda generasi bangsa haruslah diberikan pencerahan dalam menangkis dampak negatifnya.   
Melihat kenyataan saat ini sangatlah ironis, budaya barat semakin mengikis budaya bangsa Indonesia dan menimpa pemuda generasi bangsa Indonesia, dengan trend dan mode yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang ketimuran, religius, mengedepankan sopan santun dan berprilaku baik dalam kehidupan sosial.
Hemat penulis, tidak ada alternatif lain bagi bangsa dan pemuda generasinya untuk merdeka dari penjajahan dan imperialisme sesungguhnya, kecuali kembali kepada agama dan budaya bangsa Indonesia sendiri, dengan itu nasionalisme akan tumbuh subur dalam jiwa pemuda generasi bangsa. Dengan itu juga, bangsa ini akan menemukan jati dirinya sebagai bangsa besar, mandiri, optimis dengan sistem sendiri dan bebas dari penjajahan bangsa lain dari berbagai faktor dan lini kehidupan.
. Bersamaan dengan peringatan “Hari Sumpah Pemuda” 28 Oktober 2011 bangsa Indonesia. Maka dengan niat tulus dan tekat kuat. Marilah kita sebagai pemuda generasi bangsa bersatupadu di bawah naungan “sumpah pemuda”, mengingat perjuangan pendahulu bangsa Indonesia tidaklah dilakukan sendiri-sendiri, berjuang habis-habisan, berjibaku memberantas penjajahan sesungguhnya dari bangsa lain, demi martabat dan jati diri bangsa Indonesia.  Bangkitlah pemuda Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar