Sabtu, 19 November 2011

Kemerdekaan Disyukuri atau Dirayakan?


Kemerdekaan Disyukuri atau Dirayakan?
Oleh : Edi Sugianto*
Matahari telah terbit pagi ini, tanpa terasa bulan Agustus  mengalir cepat bagai ombak di pesisir pantai timur Jawa. 17 Agustus telah diambang pintu, tanpa terasa umur kemerdekaan bangsa Indonesia akan bertambah satu tahun lagi. Ini berarti bangsa Indonesia akan berumur enam puluh enam tahun. Jika dibandingkan dengan umur manusia pada zaman ini, maka umur kemerdekan bangsa ini sudah cukup lama dan tua.
Ketika HUT kemerdekaan tiba, seperti biasanya, rakyat Indonesia merayakannya. Bahkan jauh-jauh hari sebelum 17 Agustus datang, masyarakat Indonesia biasanya menyelenggarakan berbagai macam kegiatan, seperti perlombaan-perlombaan yang diadakan di tiap-tiap desa dan kabupaten dan lain sebagainya.
Kita sebagai rakyat dan generasi penerus bangsa Indonesia, selayaknya dan seharusnya mengetahui sejarah kemerdekaan bangsanya. Setidaknya tahu siapa saja pemimpin perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan mengetahui bagaimana sepak terjangnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan itu, sebagai generasi penerus bisa meneladani karakter luhur pendahulunya. Tokoh-tokoh pemimpin perjuangan kemerdekaan diantaranya adalah, Soekarno, Moh.Hatta, Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, H. Samanhudi, RA Kartini dan lain-lain.
Begitu gigihnya mereka memperjuangkan dan merebut kemerdekaan bangsa ini, sehingga tidak heran, jika mereka memberikan dan mengorbankan segalanya demi bumi pertiwi tercinta, harta bahkan jiwa dan ragapun terkubur bersama keserakahan dan  kedengkian kaum penjajah.
 Mengenal dan menghayati detik-detik perjuangan dan karakter pejuang bangsa ini, adalah modal awal bagi generasi penerusnya untuk melanjutkan misi kemerdekaan demi kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat Indonesia seluruhnya.
   Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak didapat dengan sekedar cucuran air mata. Namun kemerdekaan direbut dengan cucuran darah para pendahulunya, mengapa mereka rela mati demi itu semua?, jawabanya, karena semuanya untuk dan demi anak cucunya yaitu kita generasi penerusnya. Kita sekarang hanya menikmatinya tanpa berjuang sedikitpun untuk bangsa ini. Maka pasca-kemerdekaan, kita mengemban amanah pendahulu bangsa ini, meneruskan perjuangan dan merebut kemerdekaan yang sesungguhnya dan mensejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya.
Dalam sebuah kesempatan Bung Karno pernah menjelaskan di depan rakyatnya secara langsung, mengapa dalam setiap pembukaan dan penutupan pidatonya beliau selalu meneriakkan kata “MERDEKA”. Beliau mengatakan, “bahwa Kemerdekaan sebuah bangsa yang sesungguhnya hanya bisa tercapai ketika setiap anak bangsa mampu memerdekakan dirinya dalam arti yang sebenar-benarnya”. Merdeka dari sifat-sifat tercela, seperti sombong, iri, dengki, tamak, seraka dan lain sebagainya. Dengan demikian generasi ini akan selalu terjaga dari sifat-sifat tercela dan merugikan diri sendiri dan orang lain atau rakyat pada umumnya. Maka terlepaslah mereka dari belenggu KKN yang membudaya dan merugikan banyak pihak dewasa ini.
 Benarkah kita telah mensyukuri atas apa yang mereka perjuangkan bertahun-tahun lamanya?, bersyukur dengan sebenar-benarnya syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bersyukur (berterima kasih) kepada pendahulu bangsa yang telah gugur mendahului kita semua, (Barang siapa yang tidak bersyukur atau berterima kasih pada manusia maka berarti Ia tidak bersyukur atas Tuhannya). Bersyukur dengan mengejawanntahkan pesan-pesan kemerdekaan yang termaktub dalam pancasila dan UUD 1945.
HUT kemerdekaan bukan hanya untuk dirayakan sebagai upacara ceremonial belaka dan rutinitas setiap tahunnya. Namun HUT kemerdekaan diselenggarakan agar kita sebagai generasi bangsa benar-benar mengetahui, memahami (menghayati) makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemudian kita mengamalkan apa yang diamanatkan pendahulu bangsa ini. Tanpa mereka, kita tidak akan pernah merasakan manisnya kemerdekaan saat ini. Jika HUT kemerdekaan hanya dirayakan sebagai rutitas dan ceremonial, maka peringatan kemerdekaan yang diselenggarakan akan terjadi kenihilan dan kehampaan makna.
            Demi kesejahteraan bangsa ini mari kita bersama-sama meluruskan niat, membulatkan tekat dan merapatkan barisan, untuk berjuang demi bangsa indonesia. Dengan satu kesatuan cita-cita dan tujuan kemerdekaan Indonesia, yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar